Ada apa ini? mengapa rumah-rumah mewah itu sekarang terlihat lengang dan berdebu. Jangankan pengunjung yang datang, si empunya saja emoh untuk sekedar menyapu dan membersihkan rumahnya. Ah, blog-blog itu seperti kota mati. Kabar teraktual yang aku terima, adalah akibat kekejaman isteri-isteri baru, fesbuk.
Fesbuk adalah cewek manis, manja, dan centil. Hanya MUI yang pernah memfatwa HARRAM (baca dengan tasydid), mungkin karena kesulitan menjalankan aplikasikannya. Meski terbilang isteri muda, namun pengalamannya dalam merayu, bergenit-genitan, bahkan bercinta, ia tak kalah dengan Cleopatra sekalipun.
Tak hanya tukang ojek, presiden pun kesemsem sama 'anak gadis' Mark Zuckerberg ini. Ia berhasil menyihir hampir 300 juta pengguna di seluruh dunia; melebihi jumlah penduduk Indonesia. Omsetnya pun terus melonjak naik, Zuckerberg cuma bilang "“Awal tahun ini, kami berharap cash flow positif tercapai di sekitar tahun 2010, dan saya sangat puas dengan pendapatan yang kami peroleh di kuartal terakhir ini”.
Pelayanan istimewa ala fesbuk benar-benar memanjakan penggunanya. Selain mempererat tali silaturrahi antar keluarga, ia juga memudahkan anak-anak muda mencari pasangan (perhatikan: bila fesbuker sudah jarang posting di wall, ada indikasi bahwa dia telah mendapatkan pasangan yang cocok dan memilih aktif di message yang lebih privat).
Namun karena kehebatan sihirnya, 'makhluk abu-abu' ini tak jarang membuat penggunanya lena, lupa waktu, lupa tugas, lupa janji, lupa makan, lupa matikan kompor, dan lupa-lupa lainnya. Di beberapa belahan dunia, fesbuk telah terbukti menjadi arsitek di balik meningkatnya kriminalitas, dari sekedar saling olok di forum sampai menghantarkan beberapa penggunanya ke liang lahat (lihat kasus Hayley Jones). Mungkin yang terbaru adalah kasus pemukulan seorang isteri oleh suaminya di Bekasi, akibat cemburu melihat perubahan setatus fesbuk isterinya dari married ke single.
Fesbuk menjadi salah satu fenomena abad ini, ia mencatat sejarah spektakuler dan berhasil menyatukan kemajemukan penduduk bumi. Fesbuk adalah 'agama' baru, yang sanggup meleburkan semua entitas manusia, tanpa sekat-sekat ras, bangsa, dan negara. Ia adalah pisau bermata dua layaknya media lain, tergantung siapa dan bagaimana memakainya.
Sementara blog, tetap sebagai si Nyonya tua penunggu rumah tua nan wibawa. Hanya mereka yang tak tau balas budi, yang sudi melupakan isteri tua. Bukankah Raditya Dika menjadi penulis terkenal gara-gara catatan konyolnya di blog? bukankah Bang Arif sukses menerbitkan novel-novelnya (Eniwei Its Cairo Uncensored- Fatimeh Goes to Cairo) di Indonesia karena blog? Jadi, 'mukjizat' blog belum sepenuhnya kalah dengan 'sihir' fesbuk itu.
Sekedar catatan untuk mengusir sunyi, semoga berkenan. 'Met lebaran & mohon maaf lahir-bathin buat semua rekan/rekanita Masisir. Kullu 'am wa antum bi khair.
Tags :
Diary
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments